Berpegang Pada Perintah Dan Ketetapan Tuhan adalah Berkat |
Salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus…..sebagai pengantar dari Renungan Firman Tuhan Ulangan 30:9-14 dengan Thema Berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan yang merupakan suatu acuan bagi setiap kita yang percaya kepadanya untuk melakukan hal-hal yang benar dan baik seperti yang telah diperintahkan kepada kita sesuai FirmanNya.
Sebelum saya lanjutkan pada Renungan Firman Tuhan sesuai themanya “Berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan yang ada di dalam Ulangan 30:9-14” perlu kita ketahui bahwa setiap orang tua yang baik, sudah menjadi kewajiban dalam memberikan nasehat kepada anaknya dalam setiap waktu dan situasi. Hal ini dilakukan dalam menjaga agar anaknya selamat sampai tujuan, berhasil dalam studi/pekerjaan, terhindar dari marah bahaya, dan tidak
jatuh kedalam berbagai cobaan, dan lain-lain sebagainya. Nasehat yang diberikan umumnya bersifat perintah melakukan yang baik dan larangan terhadap yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Sayangnya kadang kala anak-anak sering tidak peduli dan melalaikan nasehat orang tua mereka tersebut. Alasan sederhana dan logis adalah rasa bosan karena setiap saat, setiap waktu dan setiap hari dinasehati dengan materi yang sama.
jatuh kedalam berbagai cobaan, dan lain-lain sebagainya. Nasehat yang diberikan umumnya bersifat perintah melakukan yang baik dan larangan terhadap yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Sayangnya kadang kala anak-anak sering tidak peduli dan melalaikan nasehat orang tua mereka tersebut. Alasan sederhana dan logis adalah rasa bosan karena setiap saat, setiap waktu dan setiap hari dinasehati dengan materi yang sama.
Kewajiban diatas juga menjadi tradisi dalam kehidupan bangsa Israel dimana setiap orang tua wajib mengajar berulang-ulang tentang mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati (Ulangan 6:4-7). Dalam konteks Firman Tuhan Ulangan 30:9-14, musa sebagai “orang tua” bangsa Israel memberikan nasehat agar mereka tetap berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan. Hal ini di latarbelakangi oleh karena bangsa Israel sedang dalam perjalanan menuju tanah perjanjian yang menawarkan kedamaian.
Pada saat musa memberikan nasehat ini kepada bangsa Israel, berkisar 400 tahun ditindas di mesir menjadi budak dan ditambah pelajaran selama 40 tahun perjalanan di padang gurun dengan begitu banyak suka dan duka. Inilah firman Tuhan (ulangan 30:9-14)pada saat mereka akan memasuki tanah perjanjian, kanaan, untuk menjadi bangsa yang berdiri sendiri, menentukan kehidupan sendiri dan menikmati hasil pekerjaan sendiri, tentu bangsa Israel harus memiliki bekal yang baik dan benar supaya berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan sesuai nasehat orang tua dari Musa.
Tuhan melalui perantara Musa selalu menasehati bangsa israel pada waktu itu, karena Tuhan meragukan kesungguhan hati mereka, ada beberapa hal yang Tuhan ragukan kepada bangsa Israel pada waktu itu, yaitu:
- 1. Sepanjang pengetahuan Tuhan, bangsa Israel kadang-kadang memberontak, melupakan dan berbalik dari hadapanNya serta mencari Allah lain.
- 2. Sebab bangsa Israel akan memasuki daerah yang penuh dengan kemakmuran.
Tuhan melihat dan merasakan bahwa bangsa Israel akan menjadi lupa diri dengan berbagai kemakmuran itu dan meninggalkan Tuhan. Kenyataan ini juga menjadi beban moral kepada nabi Musa karena dia sendiri tidak akan dapat menuntun mereka sampai ke tanah perjanjian. Untuk itu didalam menuntun bangsa Israel menuju tanah perjanjian dengan tetap percaya kepada Tuhan, Musa sendiri mengambil keputusan dan tidak perlu ditawar-tawar agar orang Israel tetap hidup didalam kehendak Tuhan seperti yang sesuai dengan thema di Ulangan 30:9-14 dengan Thema Berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan.
Didalam Ulangan 30:9-14 merupakan bagian ketiga pidato perpisahan Musa (Ulangan pasal 29-30) yang bermuatan naskah perjanjian antara Allah dengan Umat Israel yang dilaksanakan di tanah Moab (Ulangan 29:1), yang berfokus kepada pilihan kehidupan (berkat) atau kutuk (kematian) (Ulangan 30:1). Isi dari perjanjian ini sebenarnya hanya pengulangan dari Firman Tuhan yang terus di kumandangkan Musa dalam kitab sebelumnya khususnya keluaran pasca keluarnya mereka dari mesir dan sedang dalam perjalanan di padang gurun.
Hasil positif dari sikap berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan, Ulangan 30:9
Teks ini sebenarnya kelanjutan dari ayat-ayat sebelumnya (ulangan 30:1-8) yaitu tentang hasil atau dampak
Dengarkan dan Lakukanlah Perintahnya |
- Ulangan 30:3a dan 6 “pembangunan spiritual dalam arti pemulihan hubungan Allah melalui pembersihan hati”.
- Ulangan 30:3b-4 “Persekutuan dengan menyatukan orang Israel kembali sebagai umat Allah”.
- Ulangan 30:5 “Menjanjikan masa depan yang cerah dengan mengantarkan mereka sampai ke tanah perjanjian”.
- Ulangan 30:7 “Menghalau tantangan dan rintangan dengan menghancurkan musuh dan pembenci”.
Selain dari hal diatas, dalam teks ini (ulangan 30:9-14) hasil positif dari ketaatan kepada Tuhan berhubungan dengan kesuksesan segala aktifitas dan pekerjaan. Kesuksesan itu tidak hanya berlaku kepada pribadi, melainkan juga kepada keluarga dan seluruh harta termasuk makhluk hidup (tanaman dan ternak) yang mereka miliki (Ulangan 30:9).
Lebih daripada itu, kesuksesan yang dicapai menjadi sukacita dan kegirangan Tuhan. Martin Luther sendiri menyatakan bahwa segala pekerjaan dan aktifitas yang kita lakukan di dunia ini sebagai buah iman kepada kristus dijadikan sebagai “kemuliaan bagi Tuhan”.
Dasar dari menerima hasil positif yang berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan, Ulangan 30:10
Hasil positif yang diterima seperti pada bagian diatas, tidak diterima begitu saja. Dalam ayat ini, Musa
Lakukanlah Prinsip-prinsip yang telah di FirmankanNya |
1. Mendengarkan suara Tuhan, Allahmu
2. Berpegang pada perintah dan ketetapannya, seperti yang tertulis dalam kitab taurat ini
3. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Penjelasan tentang hal untuk melakukan prinsip-prinsip diatas:
1. Mendengarkan suara Tuhan, Allahmu
Yang diinginkan Musa untuk kita lalukan adalah mendengarkan suara Tuhan melalui FirmanTuhan setiap saat. Firman Tuhan adalah dasar dari iman manusia melalui pendengaran tentang Kristus (Roma 10:17). Firman Tuhan juga merupakan kekuatan dalam menjalani segala sesuatu, karena dengan-Nya kita selalu dituntun, diarahkan, dibimbing agar memperoleh kehidupan di dalam Tuhan (II Timotius 3:16-17). Mendangarkan bukan hanya sekedar menerima tetapi juga merefleksikan di dalam kehidupan nyata melalui perbuatan kasih, karena “iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati” (bnd Yakobus 2:17).
2. Berpegang pada perintah dan ketetapannya, seperti yang tertulis dalam kitab taurat ini
Hal ini diibaratkan seperti seorang anak kecil yang sedang dalam genggaman tangan Ibunya, ketika mereka sedang berjalan bersama di suatu tempat, tentu saja agar jangan terlepas, dia akan memegang tangan ibunya dengan erat. Demikian sebaliknya. Tetapi ketika dia sendiri (anak kecil), mulai mengendorkan genggaman tangannya karena godaan dari kanan-kiri, dapat menyebabkan celaka bagi dirinya dan dukacita bagi ibunya. Dimana dia dapat berpisah dengan ibunya dan menjauh darinya. Demikian juga kita dihadapan Tuhan, kita jangan melepaskan diri dari hadapan Tuhan karena dapat membahayakan diri kita sendiri. Caranya, tetap berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan.
3. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
Mengasihi Tuhan, Allah dengan segenap hati akan menjadi suatu kekuatan dan memiliki pikiran yang benar (bnd Ulangan 6:5). Kati adalah sumber dari segala perasaan, keputusan dan tindakan. Bahkan dengan menjaga hati akan memancarkan kehidupan (Amsal 4:23). Kekuatan menunjukkan apapun kemampuan yang kita miliki kita pakai untuk kemuliaan nama Tuhan. Pikiran tidak akan berjalan bila hanya mengandalkan kekuatan sendiri, untuk itu biarlah pikiran kita menjadi takut akan Tuhan karena itulah sumber pengetahuan (kehidupan) (Amsal 1:7 dan Amsal 4:13). Kadang-kadang manusia, dalam mengasihi Tuhan hanya setengah hati, setengah kekuatan dan setengah pikiran. Manusia hanya mengasihi Tuhan ketika ada hal-hal tertentu yang membuat dirinya bersukacita luar biasa, misalnya kelahiran, sidi, menikah, syukuran dan lain-lain sebagainya atau didalam dukacita yang mendalam, misalnya penderitaan, kematian dll. Itulah juga sebabnya di dalam kehidupan yang nyata akan silih berganti menerima kehidupan dengan kematian, berkat atau kutuk, sukacita dan dukacita.
Untuk berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan dimana mendapatkan dan menyimpannya ya?
Seperti pertanyaan diatas, dimana kita mendapatkan dan menyimpan firman Tuhan Ya? Dengan tegas dalam ayat ini Musa menyatakan bahwa Firman Tuhan yang dimaksud tidaklah jauh (Ulangan 30:11), tidak di langit (Ulangan 30:12), atau di seberang lautan (Ulangan 30:13), melainkan di dalam mulut dan hati untuk dilakukan.
Alasan logis yang di munculkan oleh musa karena dari awal perintah Tuhan sudah disampaikan kepada umat Israel dan telah di beri penekanan untuk membicarakannya secara berulang-ulang dan turun temurun serta disimpan dalam hati (Lihat Ulangan 6:4-7).
Sebenarnya Tuhan juga mau mengatakan Ia mengharapkan bahwa hidup kita ini haruslah memberikan prioritas kepada Tuhan karena firman Tuhan ada di mana-mana, tidak mengenal waktu maupun ruang serta gender. Tuhan telah menetapkan kepada kita bahwa Ia pun tidak jauh dari kita. FirmanNya senantiasa melekat dalam tubuh kita yang fana ini (dalam mulut maupun hati).
Hati adalah pusat terakhir dalam penyaringan Otak. Dengan hati kita dapat bertindak simpati maupun empati. Oleh sebab itu, dari hati, kemudian digerakkan ke mulut untuk mengatakan sesuatu. Jika kedua hal ini selalu diingat oleh seorang Kristen, niscaya kehidupan kristenNya bertambah baik dari hari ke hari oleh karena Firman Tuhan terpatri dalam hati dan mulut.
Sebagai Umat yang percaya kepada Yesus, Anda perlu membaca beberapa artikel di bawah ini, supaya kehidupan anda lebih sejuk dan bahagia penuh sukacita, antara lain:
Itulah Renungan firman yang memberikan petunjuk yang luar biasa untuk selalu melakukan hal-hal yang diinginkan Tuhan sesuai kehendaknya yang didasari dari ketetapan FirmanNya, semoga kita selalu Berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan selagi kita masih hidup di dunia fana ini, supaya kebahagiaan dan berkat selalu menjadi bagian terindah yang selalu dihadiahkan Tuhan untuk kita.
Tuhan Yesus Memberkati Kita, Amin
No comments:
Post a Comment